Pages

Selasa, 23 April 2013

MENUMBUHKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL


   Model Permainan Tradisional

Permainan tradisional banyak ragam dan macamnya, karena permainan tradisional itu diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Keanekaragaman permainan tradisional terbentuk karena adanya  perbedaan budaya antara daerah satu dengan daerah lainnya. Permainan yang dibentuk dan diciptakan oleh nenek moyang kita merupakan warisan budaya yang harus dilindungi dan dijaga agar tidak tergerus oleh arus modernisasi. Nenek moyang menciptakan permainan tradisional ini bukanlah asal-asalan menciptakan saja namun dibalik penciptaan itu tersimpan hikmah yang dapat membantu menumbuhkan karakter anak, asalkan orang tua atau pendidik dapat menyampaikan pesan moral dalam setiap permainan tersebut.
Permainan tradisioanal secara langsung atau tidak langsung akan melahirkan kepekaan terhadap semua input yang masuk pada anak. Hal ini memiliki pengaruh yang besar untuk menumbuhkan karakter anak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menumbuhkembangkan potensi anak agar mampu berfikir dan bersikap. Menurut Bredekamp dan Rosegrant, ada empat komponen untuk membantu anak menumbuhkembangkan potensinya, yaitu dengan kesadaran, eksplorasi, penyediaan pengalaman, dan teman sebaya. Hal ini sesuai dengan dunianya yaitu belajar serta bermain. Jenis permainan tradisional adalah permainan yang pertama kali dikenal di lingkungan karena telah menjadi turun temurun dari orang tua mereka atau nenek moyang.
Permainan tradisional menjadi pendorong bagi perkembangan anak, selain itu permainan tradisional ini memiliki nilai-nilai kearifan local yang perlu dilindungi, dijaga dan dilestarikan keberadaanya. Seperti permainan tradisional yang dapat melatih ketangkasan, kekuatan fisik, kegesitan, keberanian, ketrampilan, dan lain sebagainya.
Pengaruh dan manfaat permainan tradisional untuk menumbuhkan karakter bagi anak, anntara lain:
a.       Mengembangkan kecerdasan intlektual anak. Saat anak terlibat dalama permainan akan belajar banyak dari temannya dalam hal membuat dan menciptakan kreatifitas. Misalnya: saat bermain dakon, bila tidak ada batu sebagai alat permainan bisa menggantinya dengan biji-bijian dan benda-bnenda lainnya yang bisa ditemukan di sekitar.
b.      Kecerdasaan naturalis anak: alat-alat permainan tradisional terbuat atau menggunakan bahan yang menyatu dengan alam sekitar misalnya dari tumbuhan, genting, batu dan pasir. Contoh permainannya engklek menggunakan genting, dakon menggunakan batu atau biji sawo, dan lain sebagainya.
c.       Mengembangkan kecerdasaan spasial anak
Bermain peran dapat ditemukan dalam permainan tradisional engklek. Permainan ini mendorong anak mengenal konsep ruang dan berganti peran.
d.      Mengembangkan kecerdasaan musical anak
Nayanyian dan bunyi-bunyian sangat akrab pada permainan tradisional karena biasanya memainkan permainan tradisioanl dengan bernyanyi contohnya permainan tradisional dari Cirebon yaitu cublek-cublek suweng.
e.       Mengembangkan kecerdasan spiritual anak
Dalam setiap permainan mengenal konsep menang maupun kalah begitu pula permainan tradisional . kalah dan menang bukanlah suatu persoalan yang pelik sehingga tidak membuat pemain bertengkarb ataupun minder. Bahkan terkadang anak yang bisa memainkan suatu permainan tidak secara langsung akan mengajarkan kepada teman lainnya.
f.       Mengembangkan kecerdasaan intrapersonal dan interpersonal
Permainan tradisional dilakukan dengan multi jenjang usia dan tidak lekang oleh waktu.  Pemain yang belum bisa melakukan permainan dapat belajar secara tidak langsung pada pemain yang sudah bisa, walaupun usianya masih dibawahnya.
g.      Mengembangkan sportanitas dalam pribadi anak . tidak ada yang paling ungggul, karena tiap orang memiliki kelebihan dalam setiap permainan yang berbeda. Hal ini dapat meminimalisir perasaan egois dalam diri anak-anak.  Anak dapat memahami bahwa dirinya maupun orang lain sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.
h.      Permainan tradisional mempunyai karakteristik yang berdampak positif pada perkembangan anak.
1.      Cenderung memanfaatkan alat atau fasilitas dari lingkungan tanpa harus membeli dan perlu imajinasi dan kreatifitas yang tinggi.
2.      Pemainan tradisional dominan melibatkan pemain yang relative banyak. Tidak mengherankan karena permainan tradisional mendahulukan kesenangan bersama, permainan ini juga bermaksud lebih pada pendalaman kemampuan interaksi antar pemain. Seperti petak umpet, congklak dan gobak sodor.
3.      Permainan tradisional memiliki nilai-nilai luhur dan pesan moral seperti nilai kebersamaan, kejujuran, tanggung jawab, lapang dada, percaya diri dan taat pada aturan.
4.      Sosialisasi antar anak semakin baik, dalam berkelompok pun harus menentukan strategi, mengembangkan sikap sportif , menghargai orang lain dan mampu bekerja sama. Misalkan engklek, congklak, lompat tali, bola bekel dan lain-lain.
Permainan tradisional banyak ragamnya dan mampu menumbuhkan karakter anak mulai dari aspek kognitif, emosional dan motorik. Model-model permainan tradisional yang mampu menumbuhkan karakter anak sangat beragam namun yang akan dibahas di makalah ini hanyalah dua permainan yang memerlukan area yang luas dan pemain yang banyak dan  tidak memerlukan area luas dan pemain cukup dua anak yaitu:

1.      Gobak sodor
Istilah permainan Gobag sodor dikenal di daerah jawa tengah , sedangkan di daerah lain seperti galah lebih dikenal di Kepulauan Natuna, sementara di beberapa daerah Kepulauan Riau lainnya dikenal dengan nama galah panjang. Di daerah Riau Daratan, permainan galah panjang ini disebut main cak bur atau main belon. Sedang di daerah jawa barat di kenal dengan nama Galah Asin atau Galasin.
Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Cara melakukan permainan ini yaitu dengan membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap, Gobak sodor terdiri dari dua tim, satu tim terdiri dari tiga orang. Aturan mainnya adalah mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik. Untuk menentukan siapa yang juara adalah seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan, caranya yang dijaga adalah garis horisontal dan ada juga yang menjaga garis batas vertikal. Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Permainan ini sangat menarik dan menyenangkan,setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan. Permainan ini mengajarkan akan ketangkasan, kerja keras, kebersamaan, strategi yang baik dalam memilih keputusan dan mengajarkan untuk tidak mudah putus asa karena jalan yang dilalui tak hanya satu jalur tapi beberapa jalur.

2.      Dakon
Permainan dakon dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat Jawa sekalipun permainan ini dikenal juga di daerah lain. Tidak ada yang tahu mengapa permainan ini identik dengan dunia wanita. Menurut beberapa pendapat karena permainan ini identik atau berhubungan erat dengan manajemen atau pengelolaan keuangan.
Untuk memulai permainan yang melibatkan dua orang ini, keduanya akan mengundi atau ping sut untuk menentukan siapa yang jalan duluan. Lubang pada papan dakon berjumlah 16 buah. Masing-masing sisi papan dakon terdapat 7 buah lubang dan 2 buah lubang di masing-masing pojokan/ujung papannya. Untuk memainkannya biasanya diperlukan biji-bijian untuk isian lubang-lubangnya. Untuk permainan dakon yang juga dinamakan congklak itu diperlukan 98 buah biji sawo. Masing-masing sisi dakon yang memiliki 7 buah lubang itu diisi 7 buah biji untuk masing-masing lubangnya. Jadi, masing-masing pemain memiliki 49 buah biji kecik yang siap dijalankan. Sedangkan lubang di bagian ujung (pojok) dakon dikosongkan untuk menampung sisa biji ketika permainan dijalankan. Dengan permainan itu kita telah dilatih untuk terampil, cermat, sportif, jujur, adil, tepa selira, dan akrab dengan temannya.
     Kendala Membangun Karakter Melalui Permainan Tradisional
Permainan sangat dibutuhkan bagi anak, karena setelah belajar anak akan mermerlukan penyegaran. Penyegaran itu bisa dengan cara bermain. Sebagai orang tua atau tenagapendidik  perlu dikembangkan permainan trdisional, agar anak mengetahui banyaknya permainan tradisional yang menarik, menyenangkan, sehat dan  ramah lingkungan. Ramah lingkungan disini alasannya karena menggunakan fasilitas dari alam, misalnya egrang menggunakan bambu, dakon bisa menggunakan batu atau biji-bijian, engklek menggunakan pecahan genting dan lain sebagainya.
Banyaknya permainan yang modern atau disebut games online membuat anak-anak melupakan budaya permainan tradisional yang turun temurun telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Alasannya karena games online lebih mudah programnya, tidak membutuhkan areal yang luas dan pelaksanaanya tidak rumit dan lebih cepat. Berbeda dengan permainan tradisional misalnya egrang, permainan ini membutuhkan persiapan fasilitas-fasilitasnya yang lumayan panjang.
Para orang tua pun kurang memberikan pengenalan tentang permainan-permainan tradisional, sehingga permainan itupun tergerus zaman dan diganti dengan permainan modern. Orang tua yang terlalu sibuk hingga tidak sempat mengajarkan permainan tradisional dan malahan memberikan permainan seperti play station sehingga membuat anak ketagihan dan jarang belajar. Kendala yang lainnya pun ketika anak diajarkan permainan tradisional namun tidak disisipkan dengan nilai-nilai moral yang terkandung maka hanya berdampak permainan saja yang melelahkan. Permainan tradisional perlu disisipkan nilai-nilai moral karena banyak manfaat dari bermain itu dan dapat menumbuhkan karakter bagi si anak.
Maka dari itu pentingnya orang tua dan tenaga pendidik untuk memberikan pengenalan tentang macam-macam permainan tradisional dan cara memainkannya serta menyisipkan pesan moral di dalam permainan tradisional tersebut.  Sesungguhnya permainan tradisional tidak hanya untuk kesenangan anak saja melainkan juga kebutuhan pokok untuk pembentukan karakter anak. Melalui permainan tradisional anak dapat mempraktekkan ketrampilan yang mengarah pada perkembangan kognitif anak, bahasa anak, psikomotorik dan fisik. Sehingga perlu diperhatikan dalam memilih permainan kepada anak   
Melestarikan Permainan Tradisional
Permainan tradisional merupakan warisan dari nenek moyang kita sehingga perlu di lestarikan agar tidak tergerus zaman dan tidak tergantikan pada permainan modern. Sesungguhnya permainan tradisional mempunyai banyak manfaat untuk mengembangkan karakter anak berbeda denga playstation yang banyak dampak negatifnya misalnya anak terkena sakit mata, tangan dan cenderung malas belajar serta bisa ketagihan.
Melestarikan permainan tradisional dengan cara meluangkan waktu orang tua atau tenaga pendidik untuk mengenalkan dan mengajari cara bermain. Tidak hanya itu butuh juga sisipan moral untuk membangun karakter anak.
Wilayah perkotaan biasanya sulit menemukan areal yang luas untuk bermain semisal gobak sodor maka bisa melestarikan dan bermain yang lain semisal dakon. Dakon pun menarik dan banyak pesan moralnya serta tidak membutuhkan areal yang lua, pemainnya pun tidak banyak.
Di perkotaan banyak tempat-tempat hiburan yang menyediakan permainan-permainan modern yang menggunakan alat-alat canggih. Maka dari itu untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki bermacam-macam permainan tradisional diperlukan tempat hiburan untuk menghimpun berbagai wahana permainan tradisional tidak hanya permainan modern saja . Sehingga masyarakat perkotaan mengetahui dan bisa memainkan berbagai permainan tradisional guna untuk menjaga kelestarian.